Wednesday, May 27, 2020

Kenduri Kebangsaan, Event Terbesar Aceh Sebelum Corona


Jokowi Kembali ke Aceh, seingat saya ini kali ketiga setelah 13 Desember 2018 bertemu Ulama Se-Aceh, kemudian memantau langsung setelah beberapa hari Gempa Pidie Jaya dan kali ini kemarin, menghadiri Kenduri Kebangsaan di Sukma Bangsa Bireuen.
Selain menjanjikan Tol Selesai dua tahun lagi  dan sebagain ruas bisa dipakai untuk arus mudik lebaran ini, Jokowi yang di pintu masuk acara sempat mengaduk kuah beulangong  bilang dalam pidatonya; negara yang lambat pembangunan infrastukturnya akan dikalahkan oleh negara yang cepat berkembang, maka beliau memacu infrastruktur di berbagai pulau tahun ini. Sebalik itu Presiden juga menyindir alokasi dana Otsus yang besar di Aceh tapi tidak bisa mengurangi angka kemiskinan yang juga besar di daerah yang dulunya istimewa ini. Pak Presiden juga dalam waktu dekat akan mengadakan rapat untuk realisasi MoU Helsinki dan membicarakan rencana ke Abu Dhabi untuk membincangkan masalah investasi dengan Syeikh Muhammad Bin Zayed An-Nahyan, Pangeran Abu Dhabi yang ingin berinvestasi di bidang pariwisata di Aceh.
 Orasi menggelegar disampaikan oleh Surya Paloh yang menginginkan Aceh ini bersatu dan mengesampingkan pertikaian antar sesama dan berpikir untuk kemajuan Aceh ke depan, jangan hanya berpikir untuk kepentingan golongan sendiri. 
Kenduri Kebangsaan digagas oleh Forum Bersama (Forbes) DPR RI dan DPD RI asal Aceh berkerjasama dengan Sekolah Sukma Bangsa. Dengan tema Keacehan, Keislaman dan ke keindonesiaan.
M. Nasir Djamil mengatakan Acara ini adalah ajang bagi orang Aceh yang sukses di nasional untuk pulang membangun Aceh.
Awal gagasan ini karena Aceh paling banyak kendurinya, baik kenduri Mate (kenduri orang meningal) maupun Kenduri Udep (kenduri orang masih hidup) dari Kenduri Maulid, Aqiqah, Kenduri lahir anak, Turun ke Sawah (kenduri Blang), Kenduri Bereuat (malam nisfu syakban), kenduri tujoh (kenduri hari ketujuh orang meninggal), Kenduri Laut, Kenduri pernikahan dan kenduri lainnya yang berjumlah puluhan. Maka dari itu perlu satu kenduri untuk menyatukan kembali masyarakat Aceh. 
Dalam video opening beberapa kenduri ditayangkan, seperti kenduri bereuat dan kenduri sayeum, yaitu kenduri  setelah proses perdamaian ketika ada dua keluarga atau ada dua pihak bertikai dialog perdamaian ini dipimpin oleh , maka kedua pihak boleh minum kopi dan makan-makan 
Sebelas menteri hadir di Acara nasional ini. Menteri asal Aceh, menteri Agama Fakrurrazi dan menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Jalil. Acara megah ini juga dihadiri Wakil ketua MPR-RI Lestari Meordijat, yang sudah datang beberapa hari sebelum untuk memastikan kesiapan acara ini,   Juga Gubernur Ace didampingi para bupati/walikota  dari seluruh kabupaten/kota di Aceh. Anggota DPR dan DPD dari Aceh. Juga undangan dipenuhi oleh anggota DPRA, terlihat Teuku Irwan Johan, Dahlan Sabena dan para tokoh Aceh lainnya yang menjabat di gedung dewan. Tidak lupa pula dalam list undangan para kepala dinas dari seluruh Aceh.
Acara meriah ini diawali Dalail Khairat yang dipimpin oleh Tu Sop. Kemudian pembacaan Al-Qur’an oleh Takdir Feriza, Qari Internasional. 
Acara berlangsung dari pagi sampai malam hari ini disuguhi berbagai macam kuliner khas aceh juga seluruh tarian asal Aceh. Tarian Aceh diawali dengan Seudati, Ratoh Jaroe, Tarek Pukat, Guel, Rapai Geleng, Saman dan Likok Pulo yang dibawakan oleh 400 siswa-siswi Sukma Bangsa dari tiga lokasi Bireun, Pidie dan Lhoksemawe, siswa yang tampil juga dari berbagai etnis di Aceh termasuk siswi etnis Tionghua yang bersekolah di Sukma. Tari Aceh yang hana cilet-cilet (tidak tanggung-tanggung) mereka dua bulan dilatih oleh koreografer, dan aransmen musik nasional, “Dari bukan penari dan pemain musik, mereka menjadi penari yang menampilkan tarian berskala internasional” kata Muzakkar A. Gani, Bupati Bireun di akhir acara. 
Rafli Kande yang juga mengisi Acara dengan menyanyikan lagu diiringi paduan suara siswa Sukma Bangsa dari Pidie, Bireuen dan Lhoksemawe.

Seniman nasional asal Aceh, Fikar W. Eda juga membacakan puisi terbarunya di Panggung Kenduri Kebangsaan yang megah ini. Dalam puisinya beliau menyebutkan tentang banyak keistimewaan Aceh, hasil alam dan termasuk juga masakan yang selalu diidamkan, seperti kuah Beulangong, Sate Apaleh dan kuliner khas Aceh lain. Setelah membaca puisi secara elegan dan mengharukan suasana kemudian langsung dilanjutkan dengan tarian masal siswa.
Tidak hanya untuk Sukma Bangsa, panggung megah ini juga terbuka untuk penampilan seni untuk gampong dan sekolah sekitar, terlihat ada Seudati dan tari Aceh lain yang menggoyang panggung dari pagi sampai malam hari.
Pameran juga bisa kita saksikan dari depan pintu masuk, ada galeri mobil minivan kopi dari berbagai daerah yang menyajikan kopi arabika, sanger, kopi espresso dan kopi lainnya yang khas dari daratan tinggi Gayo. Juga ada pameran dari Dewan kesenian Aceh, berbagai produk handycraft seperti kupiah Syam dan kupiah meuketop asal Pidie, karya dari barang-barang bekas, makanan khas Aceh dalam kemasan seperti dendeng sampi, Asam kana dua maulana, dan berbagai karya lain. 
Di dalam venue ada stand berbagai universitas,seperti Unsyiah, UIN Ar-Raniry dan Al-Muslim, tidak juga ketinggalan Stand Sekolah yang memamerkan koleksi prestasi instansi masing-masing dan berbagai dinas yang membuka pelayanan di Kenduri kebangsaan sejak kamis, terlihat paling meriah dan rame stand DISDUKCAKPIL Bireun yang membagikan KTP  langsung kepada warga yang sudah mengurus kartu tanda pengenal elektronik ini.
 
10 sapi disembelih untuk 40 kanet kuah beulangeng. 10 Gampong sekitar diajak Panitia untuk menyembelih sapi dan memasak satu Beulangong dan satu beulangeng spesial untuk warung makan hits di Banda Aceh, Lem Bakri. Sebanyak 40 Beulangong siap dinikmati tamu yang datang, tidak hanya itu, proses penyajian untuk tamu dihidangkan secara Adat Aceh yang biasa disebut Idang Meulapeh, yakni puluhan Idang (bakul berisi hidangan  nasi dibungkus dengan daun pisang, aneka kuah dan daging) dibawa bersama-sama dan di hidangkan untuk tamu yang hadir.  
Untuk penghidang jamuan dilatih khusus oleh chef dan trainer pramusaji dari Indocater.  Para pramusaji diambil dari guru dan pegawai Sukma Bangsa.   
Undangan disediakan untuk 5.000 tamu. Baik dari kalangan pejabat daerah, tokoh masyarakat dan warga kabupaten Bireun. 
Masyarakat berharap acara ini bisa menjadi agenda tahunan di Aceh, Kanduri Kebangsaan ini diharapkan bisa menjadi pemersatu rakyat dan tempat rakyat bisa memamerkan karya seni, baik tarian, kuliner dan kerajinan tangan.
Kenduri Kebangsaan ini bisa diikuti di Instagram di akun @Kenduri_kebangsaan dan juga di hastag #DariAcehUntukIndonesia terimakasih kepada semua pihak terutama masyarakat yang sudah mendukung acara ini, kami dari panitia memohon maaf jika ada kekurangan di masakan  maupun kurang di pelayanan. 




EmoticonEmoticon