Motivasi itu berbahaya, buku-buku traveling juga sama bahayanya. Kawan-kawan yang sudah
berpetualang, juga berbahaya. Kawan yang sudah keluar negeri itu bahaya, apalagi
dia ceritakan pengalamannya di luar negeri kepada kita.
Masjid Putra, Aka Masjid Pink |
Adik kandung yang di luar negeri, lebih bahaya lagi. Dia
mengisi stories instagramnya dengan video dia di kota luar negeri, saya yang
tak pernah kemana-mana di luar negara, tidak pernah menyebrang sumatra, paling
jauh ke Padang (Padang Tiji-red) menjadi ingin juga ke sana, melihat Aurora di
alaska, bunga sakura di Afrika, Piramid di Jepang, salju di sahara dan air panas dalam
tremometer, alah!
Lalu tiba-tiba kita ulangi datang sms dari Grup Forum
Lingkar Pena (FLP) Siapa yang ingin ikut MUNAS? Saya langsung mengacungkan
jempol ikut.
Padahal itu tak tahu MUNAS nya dimana, uangnya dari mana,
pergi sama siapa, makan apa dan minum apa, pokoknya iya dulu. Saya berpikir
lama untuk memutuskan pergi atau tidak ikut MUNAS 4 FLP di Bandung.
Lalu
setelah beberapa hari para yang ikut munas merencanakan, mengatakan lebih murah
kalau dari malaysia, keren sekali, bisa keluar negeri wak!!
Walaupun
belum punya bayangan berapa uang yang harus dikeluarkan saya sudah senang
duluan, saya menghubungi beberapa kawan di Malaysia menyatakan akan kedatangan
kami. Cuma satu yang merespon bernama Mohd Khairi, Keri panggilannya.
Nanti
diceritakan lagi tentang abang yang baik hati itu, oh kita cerita sekarang aja,
nanti takut lupa. Dia adalah pelanggan pertama Couchsurving (CS) saya, CS adalah aplikasi pertemanan seluruh dunia
yang ada di android. Diperkenalkan saya akan aplikasi itu oleh Derel yang sudah
hampir keliling Eropa gegara CS itu.
Amaran di Masjid Putra, Putra Jaya |
Saya
menginstall dan menunggu teman-teman dari luar negara untuk menghubungi saya,
maka muncullah dia. Saya rela dari Sigli ke Banda Aceh untuk menjemputnya dan
membawa dia ke Sabang dengan motor saya.
Saya
atur semua iternarinya dan kami sama membayar uangnya. Walaupun banyak uang dia
yang keluar. Dan kami menghabiskan beberapa malam di Sabang, dan kembali ke
Malaysia lah dia dengan selamat, walaupun sempat tenggelam di Sabang
(literally) beberapa saat.
You Know where |
Setahun
berlalu, daun-daun pepaya di samping
rumah mulai berguguran, ayam-ayam peliharaan mulai di sembelih saat ada acara
dan dicuri pemakai narkoba sebagiannya.Malam yang dingin kadang-kadang panas
kala kipas angin dimatikan dan dikuburkan.
Lalu
Alhamdulillah ada sedikit gaji dari tiga bulan guru horor tidak dibayarkan
tepat waktu, akhirnya gaji itu menumpuk dan menjadi banyak sehingga sanggup
untuk membayar tiket promo pesawat.
Uang
tiket aman dan tinggal mencari jajan, ayah membantu dengan 1 juta rupiah, hasil
penjualan pinang, sisa uang baitul Asyi dan Taspen pensiun. Dan kantor Inspetorat
Pidie membantu dua kali 700 ribu.
Maka
niat sudah mantap ke Bandung, maka dengan modal satu tas ransel, 5 baju, 3
celana, 1 Kupiah meukeutop, sebilah sarung, alat-alat kosmetik, beberapa underground dan tak lupa paspor maka
aku berangkat-lah dengan hati gembira.
bersambung...
bersambung...
EmoticonEmoticon